Nasehat

Asy-Syaikh Rabi’ : Barangsiapa yang tampak darinya tala’ub wajib ditahdzir, … (plus audio)

Asy-Syaikh Rabi’ : Barangsiapa yang tampak darinya tala’ub wajib ditahdzir, dan hendaknya Salafiyyin waspada dari orang-orang seperti itu

Fadhilatu Asy-Syaikh al-Walid al-‘Allamah Rabi’ bin Hadi al-Madkhali ditanya,

Banyak terjadi kebingungan dan perselisihan antar syabab salafy dengan sebab rujuk atau pengakuan rujuk seorang yang menyelesihi manhaj salafy, maka apa nasehat anda kepada para syabab? Karena sebagian mereka mau menerima taubat tersebut, sementara sebagian mereka menolak?

Di antara jawaban beliau,

‘ala kulli hal apabila seseorang terjatuh kepada dosa,  terjatuh pada syubuhat, terjatuh pada bid’ah, kemudian dia taubat dan kembali, maka tidak ada seorang pun yang boleh menutup pintu taubat dari wajahnya. Karena pintu taubat itu senantiasa terbuka hingga matahari terbit dari barat kelak. Apabila seseorang rujuk maka wajib kita puji dan kita dukung.

Namun, sebagian orang terkadang dikenal dengan sifat dusta dan sikap talawwun, sehingga dia pun menampakkan diri dengan taubat. Maka orang seperti ini kita katakan, “Insya Allah taubatmu diterima.” Namun , kita kita mengambil sikap berhati-hati terhadapnya, sampai tampak nyata taubatnya benar-benar shahih.

Abul Hasan al-‘Asyari mengumumkan taubatnya di atas mimbar. Sebelumnya dia adalah seorang mu’tazilah ekstrim, bahkan salah satu tokoh besar di antara para tokoh mu’tazilah. Selama 40 tahun dia membela madzhab jelek tersebut. Kemudian dia bertaubat dan mengumumkan taubatnya. Di antara bukti-bukti taubatnya, dia menulis kitab-kitab bantahan terhadap mu’tazilah yang membuat mereka tak berkutik, menjawab syubhat-syubhat mereka. Jadi, di sana ada indikasi/bukti yang menunjukkan kejujuran taubatnya, bukti praktek nyata yang menghilangkan keraguan, yakni tampak di hadapan manusia bahwa dia benar-benar mengikuti al-haq. Jadi, ada indikasi yang menunjukkan akan kejujuran, ada pula indikasi yang menunjukkan akan kedustaan.

Apabila ada indikasi yang menunjukkan pada kejujurannya, maka dia didukung. Sebaliknya, apabila ada indikasi yang menunjukkan hanya pengakuan saja, maka orang seperti ini salafiyyun wajib waspada darinya. Karena bisa jadi dia penipu, karena zaman ini adalah zaman politik, nifaq, dan taqiyyah. Banyak bermunculan kelompok-kelompok hizbiyyah. Mereka tidak mampu untuk menghempaskan para syabab dan menghalangi mereka dari manhaj salafy kecuali dengan cara mengaku-ngaku salafiyyah, atau menampakkan rujuk dari kesalahan yang bertentangan dengan manhaj salafy. Apabila sudah dipercaya, maka dia akan bisa menyeret siapa yang bisa diseret kepada manhajnya yang bejat. Ini terjadi.

‘ala kulli hal, barangsiapa yang tampak darinya kejujuran, maka didukung. Namun barangsiapa yang tampak darinya tala’ub, maka wajib ditahdzir, dan hendaknya Salafiyyin waspada dari orang-orang seperti itu.

 

DownloadAni02

 © © ©

 Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=125686

Beberapa hari lalu, asy-Syaikh Rabi bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah menyampaikan tahdzirnya terhadap salah seorang da’i bernama Dzulqarnain bin Sunusi waffaqahullah sebagai seorang yang la’aab, mutalawwin, dan berjalan di atas thariqah al-Halabi dalam makar. Baca, Penjelasan Tentang Hakekat Manhaj Dzulqarnain bin Sunusi al-Makassari

Beberapa hari setelah itu, Dzulqarnain bin Sunusi ini menampakan rasa syukur atas tahdzir tersebut dalam sebuah artikel tertulis yang dia muat di situs pribadinya. Namun di artikel yang sama, dia “menyelipkan” kalimat tuduhan yang berkonsekuensi celaan ke banyak pihak. Baca Catatan Kecil untuk Sebuah “Ucapan Syukur” Dzulqarnain bin Sunusi

Maka, waspadalah wahai salafiyyin!!

Maka, waspadalah wahai salafiyyin!!

Terbaru

Satu komentar

  1. Catatan Al Ustadz Muhammad As Sewed
    Terhadap Abdul Bar Kaisinda

    Sungguh sangat miripnya ucapan Abdul Barr dgn
    Dzulqarnain. Begitu mendengar ucapan syaikh
    Rabie’ terhadap Dzulqarnain langsung menuduh
    saudaranya memberikan berita yang dusta.
    Hanya saja Abdul Barr lebih kasar dan terburu-
    buru.
    Apakah syaikh Rabie’ bisa semudah itu di
    bohongi oleh seorang Luqman atau semisalnya?!
    Semestinya beliau sabar, berfikir dengan hati
    yang tenang. Ini bukan menang atau kalah.
    Jangan seperti politikus kalah pemilu. Tiba-tiba
    marah kepada lawan politiknya, dengan menyebut
    segala tuduhan dan rapot merah.
    Nasihat syaikh ini berkait dengan kebaikan
    dakwah salafiyyah dan keselamatan salafiyyin
    dari fitnah hizbiyyah. Syaikh Rabie’ sudah sering
    mendengar laporan kalian secara lengkap, apakah
    langsung ataupun melalui masyayikh lain.
    Kita yang sederhana ilmunya bisa menilai, model
    apa dai yang diperingatkan dari bahaya
    hizbiyyahnya Rodja atau semisalnya kemudian
    menyangkal:
    “tapi syaikh, mereka mendakwahkan tauhid”
    “tapi syaikh, mereka mengajarkan sunnah”
    “tapi syaikh, radio tersebut banyak memberikan
    manfaat untuk orang awam”
    Apa bedanya dengan ucapan sururiyyin Salman
    Audah, safar, Aidh al Qorni, dan lain-lain berapa
    tahun lalu:
    “tapi mereka juga punya kebaikan” “namun
    bagaimanapun juga mereka punya jasa” dan
    seterusnya.
    Adapun urusan ana dengan ustadz Luqman pasca
    pertemuan bandung, itu hanya ketersinggungan
    pribadi ana, tentunya ana kalahkan dengan
    urusan dakwah yg mulia ini.
    Sebaliknya ana gak ada urusan pribadi dengan
    Jakfar Salih, Ustadz Dzul dan Ustadz AbdulBarr
    tapi karena dakwah yg mulia ini ana cemburu
    ketika mereka datang ke tempat-tempat hizbiyyin,
    apakah di Riau, di Batam atau di Bali bahkan
    akrab dengan beberapa hizbiyyin orang-orang
    Rodja.
    Demikian pula ketika mereka membuat statmen-
    statmen yg terkesan tidak suka dengan manhaj
    tahdzir dan terkesan membela hizbiyyin. Pantas
    kalau Ustadz Dzul dkk sering diundang mereka.
    ana secara pribadi tidak dirugikan, tapi saya
    sangat khawatir dakwah ini yg akan bergeser
    kearah sururiyyah model baru.
    Saya kembali menasihatkan kpd Ustadz Abdul
    Barr untuk memandang urusan dgn kacamata
    ilmiyyah, jangan dengan kacamata hizbiyyah.
    Sampaikan ucapanmu ke Syaikh Rabie’ bukan
    kehalayak ramai yang akhirnya anda juga menjadi
    pemecah belah ummat.
    Cuma bedanya Ustadz Luqman bersama syaikh
    Rabie’ memecah belah antara salafiyyin dan
    hizbiyyin. Sedangkan engkau menentang Syaikh
    Rabie’ mengkaburkan mana salafiyyin, mana
    hizbiyyin.
    Nasalullahat taufiq wal hidayah lana wa lahum
    wa lijamie’il muslimin. Wa shallallahu ala
    muhammad wa ala alihi wa shahbihi wa sallam.
    Al faqier ila ‘afwi Rabbih
    Muhammad Umar As sewed
    http://forumsalafy.net/?p=334

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca juga
Close
Back to top button