Rudud

JAWABAN ILMIAH ATAS SYUBHAT-SYUBHAT SEPUTAR “WATSIQAH” (KESEPAKATAN) MUHAMMAD AL-IMAM DENGAN RAFIDHAH HUTSIYUN ( 6 )

Asy-Syaikh Abu Ammar Ali Al-Hudzaify

Syubhat keenam:
Salah seorang dari mereka menukil dari Asy-Syaikh Rabi’ hafizhahullah bahwasanya beliau berkata dalam Majmu’ul Fatawa war Rasail: “Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam telah memenuhi permintaan orang-orang musyrik beberapa perkara pada Perjanjian Hudaibiyah demi menjaga maslahat.” Bahkan sebagian mereka menukil dari Asy-Syaikh Rabi’ bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam mengalah sampai pada sebagian PERKARA-PERKARA PRINSIP.

Bantahannya:
Kami jelaskan kepada kalian –baarakallahu fiikumbahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam TIDAK MENGALAH dari perkara-perkara PRINSIP pada Perjanjian Hudaibiyah, karena Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam hanya mengalah dari penulisan.
Apakah beliau mengalah dari kerasulan?! Apakah mereka mengatakan kepada beliau: “Tandatanganilah sekarang dengan menulis atau setujuilah bahwa engkau bukan seorang rasul!” Lalu ketika itu beliau mengatakan: “Ya, saya bukan seorang rasul.” Apakah beliau mengatakan demikian TIDAK, hanyalah ketika beliau mengatakan: “Bismillahiramanirrahim.” Maka mereka menolaknya dengan mengatakan: “Kami tidak mengetahui siapa itu Ar-Rahman dan Ar-Rahim, tulislah saja “Bismika Allahumma!” Maka beliau pun menyuruh agar menulis “Bismika Allahumma.” Beliau berpindah dari apa ke apa?! Dari perkara yang boleh ke perkara yang boleh juga. Lalu ketika beliau mengatakan: “Ini adalah perjanjian antara rasul utusan Allah.” Maka mereka menolaknya dengan mengatakan: “Seandainya engkau benar-benar rasul utusan Allah, tentu kami tidak akan memerangimu, tulis saja “Muhammad bin Abdillah!” Maka beliau pun mengatakan: “Wahai Ali, tulislah “Muhammad bin Abdillah!” Beliau berpindah dari perkara yang boleh kepada perkara lain yang boleh. Yaitu dari kata “Rasulullah” kepada “Muhammad bin Abdillah.” Yang ini boleh dan yang itu juga boleh. Tidak ada padanya sikap mengalah sedikitpun. Pada sebagian riwayat disebutkan beliau mengatakan: “Demi Allah, sesungguhnya aku adalah rasul utusan Allah.”

Jadi –baarakallahu fiikum– tidak tepat berdalih dengan mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam mengalah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi was sallam hanya mengalah dari perkara-perkara yang dibenarkan oleh syari’at yang boleh untuk mengalah darinya dan boleh berdamai atasnya. Tetapi tidak boleh untuk dikatakan bahwa beliau mengalah dari perkara-perkara prinsip atau dari prinsip-prinsip dasar Islam. Pernyataan semacam ini SALAH.

(SELESAI, Alhamdulillah)
WhatsApp Miratsul Anbiya Indonesia

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button