Fiqih

HUKUM SHALAT LIMA WAKTU TANPA DIKUMANDANGKANNYA ADZAN

Samahatu asy-Syaikh al-‘Allamah Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin _rahimahullah_

Pertanyaan :

“Apakah diperbolehkan shalat lima waktu tanpa dikumandangkannya adzan?”

Jawaban :

“Seorang yang berada di sebuah negeri/daerah dan mendengar adzannya para muadzin, maka cukup baginya adzan para muadzin tersebut. Adapun ketika seorang atau sekelompok manusia sedang dalam perjalanan, jika mereka shalat dengan tanpa adanya adzan maka shalatnya sah, namun mereka berdosa disebabkan tidak adzan. Karena mengumandangkan adzan hukumnya adalah fardhu kifayah. Maka wajib mereka untuk mengumandangkan adzan. Jika mereka meninggalkannya, maka mereka berdosa. Adapun shalatnya maka tetap sah.”

Liqaatu al-Baab al-Maftuh dalam pertemuan yang ke 235

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] لسماحة الشيخ العلامة محمد بن صالح العثيمين رحمه الله «95»[/sc_typo_arabic]

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] حكم الصلاة بدون أذان[/sc_typo_arabic]

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] السؤال: هل تجوز الصلاة بدون أذان؟[/sc_typo_arabic]

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] الجواب: الإنسان الذي في البلد يسمع المؤذنين يكفي أذانهم، لكن الذي في البر لنفرض أن قوماً في نزهة، إذا صلوا بدون أذان فالصلاة صحيحة، لكنهم آثمون بعدم الأذان؛ لأن الأذان فرض كفاية.[/sc_typo_arabic]

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] فيجب عليهم أن يؤذنوا فإن تركوه أثموا، أما الصلاة فإنها صحيحة.[/sc_typo_arabic]

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] المصدر: سلسلة لقاءات الباب المفتوح > لقاء الباب المفتوح [235][/sc_typo_arabic]

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button