Fiqih

SYARAT-SYARAT DALAM BERDOA

1

Meyakini bahwa hanyalah Allah saja yang mampu mengabulkannya.

Allah berfirman (artinya):

Dan siapakah yang mampu mengabulkan do’a orang yang kesulitan dan menghilangkan kesusahan bila ia berdo’a kepada-Nya ?” (An Naml: 62)

Rasulullah bersabda:

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] ادْعُوا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوْقِنُوْنَ بِالإِجَابَةِ[/sc_typo_arabic]

“Berdo’alah kepada Allah dalam keadaan kalian yakin do’anya akan dikabulkan.” (HR. At Tirmidzi no. 3479, Shahihul Jami’ no. 245)

2

Mengikhlaskan do’a hanya kepada-Nya…

Allah berfirman:

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] {.ُ …وَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ ۚ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ} [الأعراف : 29][/sc_typo_arabic]

Dan berdo’alah kepada Allah dengan mengikhlaskan ibadah (do’a) kepada-Nya.” (Al A’raf: 29)

3

Berdoa untuk kebaikan dan tidak tergesa-gesa…

Rasulullah bersabda:

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] لاَ يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيْعَةِ رَحْمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ قِيْلَ يَارَسُولَ اللهِ ! مَا الاِسْتِعْجَالُ ؟ يَقُولَ : قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أرَ يَسْتَجِيْبُ لِي فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ[/sc_typo_arabic]

“Senantiasa akan dikabulkan do’a seorang hamba, selama tidak untuk berbuat dosa, tidak untuk memutuskan silaturahmi dan tidak pula (memiliki sikap) tergesa-gesa (isti’jal)…

Wahai Rasulullah , apa yang dimaksud dengan isti’jal?

Beliau menjawab: “Padahal aku telah berdo’a, padahal aku telah berdo’a, namun masih saja belum dikabulkan…
Sehingga ia berhenti dan meninggalkan dari berdo’a (kepada Allah).” (HR. Muslim no. 2735)

4

Menjauhi perkara-perkara yang haram

Allah berfirman:

[sc_typo_arabic type=”regular” textalign=”right”] {…قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ} [المائدة : 27][/sc_typo_arabic]

Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertaqwa.” (Al Maidah: 27)

Dari Abu Hurairah meriwayatkan hadits dari Rasulullah , beliau bersabda (artinya):

“Sesungguhnya Allah tidak menerima kecuali yang baik. Lalu beliau menyebutkan seseorang yang lama bersafar (bepergian)…
rambutnya kusut, berdebu, kemudian ia menengadahkan kedua tangannya seraya berdo’a.. wahai Rabbi, wahai Rabbi…
Tetapi makanan, minuman, dan pakaiannya berasal dari yang haram, maka bagaimana mungkin akan dikabulkan do’anya?.” (HR. Muslim no. 105)

Buletin Al ilmu 1427H

Majmu’ah Manhajul Anbiya

Terbaru

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca juga
Close
Back to top button