Fawaid

Dari Mutiara Hikmah al-‘Allamah Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah (5)

Jadilah Para Penghafal al-Qur`an Sejati

Maka para Syabab (generasi muda) sangat butuh untuk mempelajari al-Qur`an dan dididik dengan tarbiyah yang benar, dan mengetahui kedudukannya. Para pemuda tersebut harus mengangkat bendera al-Qur`an dan as-Sunnah di tengah-tengah umat, menyebarkan dan menyiarkan ruh al-Qur`an. Ruh tersebut akan mengantarkan mereka kepada kedudukan yang ditempati oleh para shahabat. Agar mengambilkan umat ini kepada agamanya yang benar, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bukan di atas manhaj fulan, atau kelompok fulan, tidak pula madrasah ini ataupun tarekat itu.

Penerapan Kitabullah dan Sunnah Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah solusi, tidak ada solusi selain itu. Tidak ada pemecahan masalah untuk umat ini kecuali itu. Adapun berbagai ide baru atau berbagai slogan kosong, maka kami melihat untuk justru menjerumuskan umat dari satu jurang ke jurang lainnya. Tidak memberikan faidah atau manfaat kepada umat sedikitpun.

Apabila menghafal (al-Qur`an) ditegakkan di atas asas membela kelompok-kelompok, menghafal al-Qur`an hanya untuk menguatkan golongannya, membaca as-Sunnah untuk menguatkan golongannya – kita dapati sekarang orang-orang yang belajar hanya untuk meraih gelar demi mengungatkan kelompok/organisasinya – kemudian dia berani menyimpangkan agama Allah, menyimpangkan penjelasan para ‘ulama, itu semua demi kelompok/golongannya, membaca al-Qur`an untuk dijadikannya sebagai tunggangan kelompoknya, yang itu membaca al-Qur`an untuk tunggungan madzhabnya, yang itu lagi membaca al-Qur`an untuk tunggungan manhaj dan aqidahnya, tidak, itu bukalah jalan yang benar. JALAN YANG BENAR ADALAH ENGKAU TUNDUK KEPADA AL-QUR`AN DAN AS-SUNNAH. Bukan malah mengendalikan al-Qur`an dan as-Sunnah tersebut sesuai dengan selera dan hawa nafsunya.

 

Maka kami menginginkan PARA PENGHAFAL AL-QUR`AN YANG MEMAHAMI DAN MENGERTI AL-QUR`AN TERSEBUT BERDASARKAN PAHAM SALAFUS SHALIH. Bukan dengan paham ahlul bid’ah, orang-orang sesat, tidak pula dengan paham kelompok-kelompok sesat. JANGAN KAMU PERCAYA DENGAN KELOMPOK-KELOMPOK SESAT TERSEBUT SAMA SEKALI. Jangan kalian cenderung kepadanya dalam urusan agama kalian.

Maka PEGANGLAH oleh kalian Kitab-kitab Salaf, kitab-kitab aqidah, kitab-kitab Sunnah, seperti ash-Shahihain (Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, pen) kitab-kitab Sunan yang empat (Sunan at-Tirmidzi, Sunan Abi Dawud, Sunan an-Nasa’i, dan Sunan Ibni Majah, pen), Musnad Ahmad, dan kitab-kitab musnad dan mu’jam lainnya. KAMI MENASEHATKAN KALIAN DENGAN ITU SEMUA. Bukan dengan nasyid-nasyid, drama-drama, ataupun omong kosong yang membuat para pemuda umat ini menjadi lembek (melempem). Mereka itu tidak mempunyai ilmu.

Maka harus memberikan peringatan (tahdzir) kepada para pemuda dari bahaya orang-orang yang padanya ada berbagai penyimpangan. Orang-orang yang memiliki sikap main-main tersebut sekarang mendidik para pemuda di atas itu. Di atas permainan dan senang terhadap permainan. Hal itu tidak ada pernah didapati di kalangan para shahabat maupun para tabi’in, tidak pula didapati ditengah-tengah umat hingga hari ini.

Sekarang permainan tersebut telah menjadi kegemaran utama sebelum yang lainnya. Seorang yang ingin berkonsentrasi dalam ilmu, namun mereka memalingkannya kepada permainan-permainan tersebut, baik berupa nasyid-nasyid, drama-drama, musik, ini, itu… sungguh mereka semakin menambah bala’ terhadap umat ini di atas berbagai bala’ yang ada. mereka beranggapan ingin membebaskan umat, namun justru menelantarkan umat, yang pada akhirnya menambah bala’ di atas bala’

Maka yang terpenting, SOLUSI SATU-SATUNYA ADALAH TERDAPAT PADA KITABULLAH DAN SUNNAH RASUL shallallahu ‘alaihi wa sallam SERTA SIRAH (SEJARAH PERJALANAN HIDUP) PARA SALAF. Bagaimana dulu mereka (para salaf) mentarbiyah diri mereka sendiri, bagaimana interaksi mereka dengan al-Qur`an, apa kesibukan mereka, waktu-waktunya mereka gunakan untuk apa? Dulu di kalangan para salaf, waktu lebih mahal daripada emas. Namun sekarang, mereka menyia-nyiakan waktu-waktu semuanya untuk permainan dan omong kosong.

Maka ingatlah wahai Ikhwah,

Hadapkanlah diri kalian untuk menghafal al-Qur`an. Gunakanlah waktu-waktu kalian untuk menghafalnya (al-Qur`an), kemudian menghafal as-Sunnah, kemudian menghafal apa yang mudah dari matn-matn yang telah aku sebutkan kepada kalian. Kemudian talaqqi (mengambil) ilmu langsung dari para ‘ulama. Berjalanlah kalian di atas metode ini, di atas manhaj yang jelas dan baik ini. Setelah itu, KALIAN AKAN MENJADI TOKOH-TOKOH BESAR UMAT INI. Kalian – insya Allah – akan memimpin mereka kepada kebaikan, ilmu, hujjah, burhan, dan tarbiyah yang benar.

Kalimat Taujihiyyah li hafazhati Kitabillah

(Kata-kata Pengarahan untuk Para Penghafal Kitabullah)

Dari : al-Lubab min Majmu’ Nasha`ih wa Taujihat asy-Syaikh Rabi’ li asy-Syabab, hal. 190-191

Terbaru

Satu komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca juga
Close
Back to top button