Nasehat

MERUJUK KEPADA ‘ULAMA KIBAR

Al-‘Allamah asy-Syaikh Rabi bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah berkata,

“Hendaknya para penuntut ilmu memiliki pandangan yang tajam (kejelian). Hendaknya pula mereka MERUJUK kepada ‘ULAMA KIBAR, yang berilmu luas, yang menghabiskan masa hidupnya untuk mencari ilmu dan penyebarannya, serta memiliki segudang pengalaman, yang terkadang dalam sekali majlis, dia bisa memberikan faidah ilmu kepadamu yang kamu tidak bisa mendapatkannya dalam waktu bertahun-tahun. Ulama tersebut memberimu khulashah ilmiah (intisari ilmu). Kalau seandainya kamu dan syaikhmu yang kecil itu mencarinya sendiri, niscaya tidak akan mendapatkannya. Ini juga termasuk penghalang yang seringkali merintangi penuntut ilmu (yaitu sikap tidak mau merujuk kepada ulama kibar, pen). Maka hendaknya penuntut ilmu berhati-hati darinya.

Dari Muhadharah “Mu’awwiqat min Thalabil ‘Ilmi”

WhatsApp Miratsul Anbiya Indonesia

Terbaru

2 Komentar

  1. MERUJUK KEPADA ALLAH DAN ROSUL-NYA

    Rabb-ku ta’ala berfirman,

    فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

    “Kemudian, apabila kalian berselisih tentang suatu perkara, hendaklah kalian kembalikan hal itu kepada Allah dan Rasul; jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir.” (QS. An-Nisaa’: 59)

    Imam Ibnul Qayyim rahimahullah (wafat 751 H) mengatakan, “Telah sepakat para ulama terdahulu [salaf] dan belakangan [kholaf] bahwasanya maksud dari kembali kepada Allah adalah dengan mengembalikan kepada Kitab-Nya, sedangkan kembali kepada Rasul adalah dengan mengembalikan kepada beliau semasa hidupnya dan kepada Sunnahnya setelah beliau wafat.” (lihat dalam adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir yang dikumpulkan oleh Syaikh ‘Ali ash-Shalihi rahimahullah [2/236])

    Allah Azza wa Jalla berfirman:

    فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِي أُوحِيَ إِلَيْكَ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

    “Maka berpegang teguhlah kepada yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus”. [az-Zukhruf/43:43].

    Rabb-ku ‘Azza wa Jalla berfirman:
    
    اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ ۗ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ

    “Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (dari padanya)”. [al-A’râf/7:3].

    Imam Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata: “Allah Ta’ala memerintahkan untuk mengikuti apa yang diturunkan dari-Nya secara khusus, dan Dia memberitahukan bahwa barangsiapa mengikuti selainnya, maka dia telah mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya”.[ I’lâmul-Muwaqqi’in, 2/46. ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Baca juga
Close
Back to top button